MEDAN (bareskrim.com) l Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri dan Polda Sumut menggerebek home industry pil ekstasi di Jalan Jumhana, Kelurahan Suka Ramai II, Kecamatan Medan Area.
Dari penyergapan itu, polisi mengamankan pasangan suami istri (pasutri) yang diduga menjadi otak berdirinya bisnis haram tersebut.
Selain pasutri, turut diamankan tiga tersangka lainnya yang terlibat dalam produksi dan pemasaran narkotika ini.
Kelimanya adalah inisial HK suami dan istrinya DK sebagai pencetak ekstasi, wanita SS pemesan mesin cetak dari Cina, HD dan AP pemasaran, dan diamankan seorang wanita S sebagai saksi.
“Ada dua yang DPO (Daftar Pencarian Orang) R dan B,” kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa didampingi Wakapolda Sumut Brigjen Pol Rony Samtana, Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Yemi Mandagi dan Kabid Humas Kombes Pol Hadi Wahyudi di lokasi home industry, Kamis (13/6/2024).
Dia menyebut, keberhasilan membongkar home industry ekstasi itu bermula dari penangkapan di Pematangsiantar pada akhir Mei lalu.
Kemudian, dilakukan penyelidikan hingga penggerebekan di kediaman berlantai IV milik pasutri tersebut pada awal Juni. Di lantai III rumah berwarna putih itu terdapat laboratorium.
Bersamaan dengan keberhasilan itu, pihak Bea Cukai pusat mengendus adanya bahan kimia untuk membuat ekstasi yang dipesan dari Cina ke Medan.
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri kemudian berkoordinasi dengan Polda Sumut.
“Ini (home industry) sudah berjalan 6 bulan. Modusnya rumah biasa,” sebutnya.
Sementara, Wakapolda Sumut Brigjen Pol Rony Samtana mengungkapkan, tersangka mendapat ilmu cara membuat ekstasi melalui internet.
“Belajar otodidak dari internet,” ungkapnya.
Tersangka dapat memasang bahan baku untuk membuat ekstasi dari internet melalui market place. Para tersangka menargetkan pemasaran ekstasi merek Ferrari tersebut di Sumut.
“Target peredaran ekstasi ini di seluruh tempat hiburan di Sumut,” jelas Rony.
Dalam kesempatan itu Wakapolda Sumut menyampaikan, Provinsi Sumatera Utara sudah darurat narkoba, sehingga perlu peran semua pihak untuk memberantasnya.
Sebab, para pelaku kejahatan, terutama jalanan terbukti melakukan aksinya karena disebabkan faktor atau pengaruh narkoba.
“Seperti kita ketahui Sumatera Utara sudah darurat narkoba. Perlu perhatian kita semua pihak untuk memberantas narkoba,” pungkas Rony.
Dari pengungkapan itu turut disita berbagai barang bukti, di antaranya mesin cetak ekstasi, cairan kimia dan bahan baku pembuatan ekstasi.
Pengungkapan itu mengundang perhatian warga sekitar. Petugas terpaksa menutup akses Jalan Jumhana karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dilaksanakan rilis kasus.
Menurut warga, rumah yang dijadikan pabrik ekstasi tersebut terkesan tertutup, penghuninya jarang bersosialisasi.
Sebelumnya rumah toko (ruko) itu dijadikan tempat usaha penjualan material bangunan seperti cat dan lainnya.(r/B/amr)